sources from Wikipedia |
Candi Kalasan yang ada di Yogyakarta memang tidak se-terkenal Candi Prambanan, tetangganya. Namun bukan berarti candi ini tidak punya pengunjung. Candi untuk agama Buddha ini memiliki berbagai keunikan dan nilai sejarah tinggi sehingga menjadi salah satu destinasi wisata masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Kalau tertarik, kamu bisa ikuti ulasan lengkap Pegipegi di bawah ini.
Candi Kalasan
Lokasi Candi Kalasan
Lokasi Candi Kalasan ada di Dusun Kalibening, Desa Tirtamartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta atau berjarak sekitar 15 km di sebelah timur Kota Yogyakarta. Candi Kalasan ini sangat mudah dijangkau dari arah Solo ataupun Yogyakarta karena letaknya ada di Jalan Jogja – Solo km 13.
Kamu juga bisa naik angkutan umum atau kendaraan pribadi. Kalau berangkat dari arah Candi Prambanan, kamu hanya perlu melaju 2 km lagi. Bangunan candi juga sudah bisa dilihat dari jalan raya utama, tapi kamu harus masuk gang terlebih dulu sekitar 20 meter. Nggak jauh ‘kan? Tiket masuk menuju Candi Kalasan juga tergolong murah, yaitu Rp1.000* untuk anak-anak dan bagi orang dewasa harus merogoh kocek Rp2.000*.
Sejarah Candi Kalasan
Sejarah Candi Kalasan dapat diketahui dari Prasasti Kalasan yang dibuat pada 778 M atau 700 tahun Saka dengan menggunakan bahasa Sanskerta dan tulisan Pranagari. Dalam prasasti tersebut diketahui kalau Raja Tejapurnama Penangkarana atau Rakai Panangkaran diminta oleh penasehat spiritual untuk membangun tempat suci sebagai tempat memuja Dewi Tara serta membangun biara untuk tempat tinggal para biksu Buddha.
Selanjutnya diketahui juga kalau Rakai Panangkaran dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu melangsungkan pernikahan dengan Dyah Pramodya Wardhani dari Wangsa Syailendra yang beragama Buddha. Hingga akhirnya Rakai Panangkaran membangun tempat suci untuk pemujaan bagi Dewi Tara bernama Candi Kalasan. Karena telah dimakan usia, wujud bangunan candi pun sudah tidak utuh lagi sehingga pernah dilakukan pemugaran beberapa kali. Hanya saja, bangunan candi tidak sama dengan yang asli mengingat banyak bagian yang sudah rusak.
Saatnya mengeksplorasi Candi Kalasan
Candi Kalasan Yogyakarta, atau dikenal juga dengan Candi Kalibening dan Candi Tara memang tidak sebesar dan seluas candi agama Buddha lain, yakni Candi Borobudur di Magelang. Untuk mempermudah akses naik ke bagian atas, pada tiap sisi bangunan diberi pintu masuk dan anak tangga yang dipercantik dengan ornamen kepala naga pada bagian kaki. Tetapi hanya ada anak tangga pada sisi barat dan timur saja yang dapat mencapai pintu masuk. Dan untuk bisa masuk ke bagian utama Candi Kalasan, pengunjung yang datang harus melewati pintu pada sisi sebelah timur.
Candi Kalasan yang dianggap sebagai candi agama Buddha tertua di Yogyakarta bila dilihat secara sekilas, bangunannya mempunyai alas seperti bujur sangkar dengan ukuran masing-masing sisi 45m x 45m. Sedangkan tinggi candi diperkirakan mencapai 34 meter yang dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu atap candi, tubuh candi, dan kaki candi.
Kaki Candi Kalasan terlihat seperti batu lebar dengan bentuk bujur sangkar. Pada bagian tengah terdapat tangga yang diberi ornamen-ornamen cantik sebagai hiasan. Sedangkan bagian tubuh candi nampak sesosok dewa yang terlihat sedang berdiri sambil memegang bunga teratai. Kalau kamu mengarahkan mata pada bilik lain, di sana terdapat singgasana bermotif singa yang ada pada bagian dalam.
Bagian atap Candi Kalasan memiliki 2 tingkat dengan bentuk persegi delapan. Arca dengan ornamen Manusia Buddha terlihat pada tingkat pertama, sedangkan arca Dhayani Buddha terlihat pada tingkat kedua. Pada bagian puncak Candi Kalasan juga tampak beberapa stupa. Bagian atap dan tubuh candi diberi ornamen dan hiasan berupa ukiran yang begitu cantik, mulai dari sulur-sulur, relung-relung, arca Gana atau patung manusi kerdil dengan perutnya yang buncit, serta arca Budha.
Pada bagian dinding candi juga banyak terlihat cekungan yang digunakan untuk menempatkan arca-arca. Begitu juga dengan pintu masuk dibanyak dipenuhi ornamen berbagai motif yang terlihat begitu unik. Karena arca dan patung yang ada di Candi Kalasan sudah banyak yang hilang, pengunjung yang datang pun tidak bisa mendapatkan informasi lengkap tentang Candi Kalasan yang dulu digunakan untuk memuja Dewi Tara. Oh ya, memang tidak ada larangan khusus untuk mengambil foto dengan kamera di Candi Kalasan. Namun alangkah baiknya kalau kamu minta ijin dulu pada petugas kalau tidak ingin ditegur saat sedang asyik mengambil foto.
Keunikan Candi Kalasan terdapat pada hiasan yang indah dan pahatan batunya halus. Selain itu ornamen dan relief pada dinding luarnya dilapisi sejenis semen kuno yang disebut Valjralepa. Menggunaan Valjralepa bertujuan untuk melindungi candi dari lumut dan jamur. Valjralepa juga memperhalus pahatan relief dan memberi efek warna keemasan pada Candi. Lapisan valjralepa jarang ditemukan pada candi-candi kawasan Prambanan. Selain candi Kalasan candi yang menggunakan Valjralepa yaitu candi Sari. Candi Sari merupakan satu rangkaian dengan pembangunan candi Kalasan. Candi Kalasan sebagai tempat peribadatan sedangkan candi Sari berfungsi sebagai asrama bagi biksu Budha.
Candi sebagai bukti sejarah kalau dulunya negara kita pernah dipimpin oleh kerjaan-kerajaan bercorak Hindu atau Budha. Walaupun zaman itu sudah berlalu dan keyakinan kita sudah berbeda tetap saja kita harus menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah ini. Peninggalan sejarah adalah aset bangsa yang sangat berharga. Jangan sampai mau ngeliat candi yang di buat di negara kita, kita harus ke negara lain dulu karena sudah di klaim milik mereka,hehehe.
Candi sebagai bukti sejarah kalau dulunya negara kita pernah dipimpin oleh kerjaan-kerajaan bercorak Hindu atau Budha. Walaupun zaman itu sudah berlalu dan keyakinan kita sudah berbeda tetap saja kita harus menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah ini. Peninggalan sejarah adalah aset bangsa yang sangat berharga. Jangan sampai mau ngeliat candi yang di buat di negara kita, kita harus ke negara lain dulu karena sudah di klaim milik mereka,hehehe.
0 comments:
Post a Comment