Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi.

Air Terjun Sri Gethuk

Objek wisata Air Terjun Sri Gethuk di Gunungkidul disebut-sebut memiliki kemiripan dengan Grand Canyon Arizona.

Sepeda Hias Alun-Alun Selatan

Suasana malam Alun-alun Kidul Yogyakarta dipadati berbagai jenis sepeda hias di sepanjang sisi jalan.

Pantai Parangtritis

Indah dan magis adalah dua kata yang cocok untuk menggambarkan Pantai Parangtritis yang terletak di pesisir pulau Jawa ini.

Gunung Merapi

Gunung Merapi adalah gunung yang sangat legendaris. Di balik diamnya, gunung ini menceritakan banyak mitos dan misteri.

Thursday, December 15, 2016

Merapi, Misteri, Keindahan dan Tempat Wisata


Sources : Pixabay
Merapi, Misteri, Keindahan dan Tempat Wisata tak terbantahkan lagi. Sehingga banyak menjadi pilihan bagi penyuka olahraga outdoor menjadikan Merapi sebagai alternatif tujuan wisata gunung.  Jika cuaca tidak berkabut dapat kita lihat dengan jelas gunung tersebut menjulang tinggi dan gagah dari empat kota yang mengitarinya, Sleman, Magelang, Klaten dan Boyolali. Udara yang segar menyejukkan dan keramahan penduduk yang menghangatkan merupakan bagian dari keindahan gunung Merapi ini.
Gunung Merapi adalah gunung yang sangat legendaris. Di balik diamnya, gunung ini menceritakan banyak sekali mitos dan misteri. Bagi para pendaki, mendaki gunung ini sama artinya dengan memasuki dunia yang penuh misteri itu.

Faktanya, Gunung Merapi tak pernah sepi dari aktivitas pendakian. Sehoror dan semistis apapun cerita terkait gunung ini, tak ada yang benar-benar bisa menghalangi para pendaki. Terkait Gunung Merapi, ada beberapa hal yang barangkali belum kamu ketahui.

1. Merupakan salah satu gunung paling aktif di indonesia

Hal inilah yang menjadi pertimbangan utama beberapa pendaki yang enggan mendaki Gunung Merapi. Gunung ini merupakan salah satu gunung paling aktif di Indonesia yang aktivitasnya bisa naik sewaktu-waktu. Gunung ini terakhir kali erupsi pada tahun 2010 yang turut menewaskan Mbah Maridjan, sang juru kunci.

Gunung ini memiliki siklus letusan sekitar sekitar 5 tahun. Sebelum meletus tahun 2010, gunung ini juga pernah meletus pada tahun 1998, 2001 – 2003 serta 2006.

2. Pemandangannya biasa saja. Tapi…

To be honest, pemandangan alam yang dimiliki Gunung Merapi sebenarnya tidak terlalu istimewa. Sejak melangkahkan kaki dari New Selo (titik awal pendakian), kita hanya akan disuguhi pemandangan perkebunan penduduk setempat yang sebenarnya sudah jamak kita temui di bawah. Gunung ini tak punya pemandangan padang rumput yang cantik seperti tentangganya, Merbabu. Bunga edelweis? Sama sekali tidak ada.

Setelah melewati area vegetasi, kita akan disambut oleh batu-batu di sepanjang jalur pendakian yang notabene merupakan material vulkanik. Namun, ada satu spot menarik yang tidak dimiliki oleh gunung-gunung lain yakni sebuah tanah lapang yang dipenuhi oleh batu-batu vulkanik dengan berbagai ukuran. Tempat ini dikenal dengan nama Pasar Bubrah. Lokasi tempat ini persis berada di bawah puncak dan sekaligus menjadi lokasi favorite para pendaki untuk mendirikan tenda.

3. Penuh misteri

Yang menjadi pertimbangan lain kenapa ada beberapa pendaki yang tidak mau mendaki Gunung Merapi adalah banyaknya cerita mistis terkait gunung tersebut. Beberapa tempat di gunung ini memang dipercaya sebagai “sarangnya” makhluk dari dunia lain. Pasar Bubrah, misalnya. Tempat ini dipercaya sebagai pasarnya makhluk halus penghuni Gunung Merapi. Beberapa pendaki pernah mengalami kejadian yang kurang menyenangkan di tempat ini.

Sejatinya, cerita-cerita semacam itu adalah hal yang tidak terlalu mengherankan. Hampir setiap gunung di Indonesia punya cerita mistisnya masing-masing. Namun entah kenapa, cerita yang berasal dari Gunung Merapi selalu terdengar berbeda.

4. Mendaki sampai ke puncak adalah ilegal

Otoritas terkait di Gunung Merapi sebenarnya sudah menetapkan batas akhir pendakian yakni hanya sampai Pasar Bubrah saja. Ada banyak pertimbangan kenapa aturan ini diberlakukan yang pada intinya adalah demi keselamatan pendaki itu sendiri. Namun, sebagian besar pendaki tetap menjadikan puncak sebagai tujuan utama dengan berbagai alasan.

Meski sudah berlaku sejak lama, aturan pendakian yang hanya sampai Pasar Bubrah ini seolah baru diketahui banyak orang ketika terjadi musibah yang menimpa pendaki asal Jogja tahun 2015 lalu. Pendaki tersebut terpeleset saat berusaha mendaki sebuah batu di puncak yang lokasinya persis berada di bibir kawah.

5. Selalu punya juru kunci

Gunung Merapi punya peranan tersendiri bagi Kraton Jogja. Sakingnya pentingnya gunung ini, pihak kraton selalu menempatkan seorang juru kunci untuk menjaga Gunung Merapi. Juru kunci Gunung Merapi adalah seorang abdi dalem yang ditunjuk oleh sultan. Saat ini, juru kunci Gunung Merapi adalah Mas Asih. Ia adalah putra dari Mbah Maridjan, juru kunci sebelumnya yang tewas saat erupsi tahun 2010.


6. Puncak Garuda hanya tinggal kenangan

Sebelum erupsi besar tahun 2010, Gunung Merapi sangat terkenal dengan Puncak Garuda nya. Puncak Garuda ini berbentuk sebuah batu yang bentuknya mirip burung garuda. Namun, erupsi yang terjadi tahun 2010 membuat Puncak Garuda turut hilang dan hanya menyisakan kenangan.

Saat ini, ada sebuah batu yang menjulang di bibir kawah yang bagi sebagian orang mungkin dikira Puncak Garuda, padahal bukan. Batu tersebut lebih dikenal dengan Puncak Tusuk Gigi. Di batu itulah pendaki asal Jogja terpeleset pada tahun 2015 lalu.


7. Bertetangga dengan Merbabu

Gunung Merapi adalah tetangga dekat dari Gunung Merbabu. Saat mendaki Gunung Merbabu (via Selo), kita akan ditemani oleh pemandangan Gunung Merapi di sepanjang perjalanan. Begitupun sebaliknya, saat mendaki Gunung Merapi kita akan ditemani oleh pemandangan Gunung Merbabu. Kedua gunung ini sama-sama bisa didaki melalui jalur Selo yang merupakan jalur paling umum untuk mendaki dua gunung tersebut.


8. Tidak ada sumber air di jalur pendakian

Seperti biasa, sebelum mendaki gunung kita harus melakukan persiapan yang matang. Termasuk hal logistik. Di sepanjang jalur pendakian kita tidak akan menemukan sumber air sama sekali sehingga kita wajib memperhitungkan kebutuhan air selama pendakian.

9. Hubungan antara Gunung Merapi, Kraton dan Pantai Parangkusumo

Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa sih Gunung Merapi dianggap penting oleh Kraton Jogja sampai-sampa pihak kraton selalu menempatkan seorang juru kunci.

Barangkali kamu sudah tahu bahwa Kraton Jogja, Tugu Jogja, Malioboro serta Gunung Merapi berada pada satu garis lurus imajiner. Jika ditarik lebih panjang lagi, garis ini akan sampai di Pantai Parangkusumo. Sedangkan lokasi kraton sendiri berada di tengah-tengah antara Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo. Pemilihan lokasi kraton tersebut bukan tanpa dasar. Posisi kraton yang berada di tengah-tengah merupakan simbol dari keseimbangan: keseimbangan vertikal dan keseimbangan horisontal.

Keseimbangan vertikal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan disimbolkan dengan Gunung Merapi sedangkan keseimbangan horisontal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia disimbolkan dengan Pantai Parangkusumo. Keseimbangan lain yang juga disimbolkan dengan posisi kraton adalah keseimbangan antara air dan api. Air disimbolkan melalui Pantai Parangkusumo sedangkan api disimbolkan melalui Gunung Merapi.

10. Bisa dijadikan patokan saat tersesat di Jogja

Beberapa orang mengalami kesulitan untuk menentukan mana utara mana selatan ketika berada di tempat yang asing. Jika kamu mengalami hal yang sama ketika sedang jalan-jalan ke Jogja, kamu bisa mengandalkan Gunung Merapi sebagai kompas alami. Lokasi gunung ini berada di ujung utara propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Akses

Untuk sampai ke Gunung Merapi banyak jalan yang dapat kita pilih.

    Jalur pertama : Melalui Desa Kinahrejo yang terletak 2 km sebelah timur Kaliurang. Dari Kinahrejo ke puncak merapi berjarak 9 km ditempuh dalam waktu 10 jam dengan medan yang cukup terjal.

    Jalur kedua : Melalui daerah Selo kabupaten Boyolali yang berlokasi diantara gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Dari Yogyakarta menggunakan bus sampai Kartosuro selanjutnya menuju ke Boyolali dan akhirnya sampai Selo

Jalur pendakian sebelumnya memang melalui sisi utara dari Selo yaitu di Desa Tlogolele Boyolali. Desa ini terletak di antara gunung Merapi dan gunung Merbabu. Pendakian dari Selo ini memakan waktu 5 jam sampai puncak. Jalur lain yang dapat ditempu melalui sisi barat yaitu dari Sawangan Magelang dan melalui sisi tenggara dari arahh Deles, Kemalang Klaten.

Setelah letusan besar 2010 tersebut jalur pendakian dialihkan melalui bukit Pronojiwo Kaliurang Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Untuk melewati jalur ini memakan waktu sekitar 7   jam untuk sampai puncak dengan jalan yang lumayan terjal.

Harga Tiket

    Tiket wisata Volcano trekking Kinahrejo Rp.5.000,- (2014)
    Tiket wisata Volcano Trekking Kepuhharjo Rp.5.000,-
    Tiket parkir kendaraan Rp.2.000,-
    Ojek dari Kinahrejo – bekas rumah Alm Mbah Maridjan Rp20.000,-
    Ojek dari Kepuharjo – Kaliaden Rp.35.000 – Rp. 50.000,-

Fasilitas

Fasilitas yang mendukung kepariwisataan banyak tersedia di kawasan Kaliurang yang merupakan lereng gunung Merapi yang menawarkan pemandangan yang indah dengan udara yang segar menyejukan.

Di kawasan Kaliurang tersedia tempat perkemahan yang sering digunakan untuk kegiatan para pelajar dan pramuka dan terdapat jalur lintas jelajah alam yang sering dipakai untuk mengekplorasi keindahan alam dari dekat.

Sarana penginapan seperti vila dan bungalow juga tersedia di tempai ini. Di kawasan ini sering dimanfaatkan untuk melangsungkan acara – acara seperti konferensi, seminar, rapat, lokakarya, penataran dan lain-lain.

Wednesday, December 14, 2016

Candi Budha Tertua, ada di Kalasan

sources from Wikipedia


Candi Kalasan yang ada di Yogyakarta memang tidak se-terkenal Candi Prambanan, tetangganya. Namun bukan berarti candi ini tidak punya pengunjung. Candi untuk agama Buddha ini memiliki berbagai keunikan dan nilai sejarah tinggi sehingga menjadi salah satu destinasi wisata masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Kalau tertarik, kamu bisa ikuti ulasan lengkap Pegipegi di bawah ini.
Candi Kalasan

Lokasi Candi Kalasan

Lokasi Candi Kalasan ada di Dusun Kalibening, Desa Tirtamartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta atau berjarak sekitar 15 km di sebelah timur Kota Yogyakarta. Candi Kalasan ini sangat mudah dijangkau dari arah Solo ataupun Yogyakarta karena letaknya ada di Jalan Jogja – Solo km 13.

Kamu juga bisa naik angkutan umum atau kendaraan pribadi. Kalau berangkat dari arah Candi Prambanan, kamu hanya perlu melaju 2 km lagi. Bangunan candi juga sudah bisa dilihat dari jalan raya utama, tapi kamu harus masuk gang terlebih dulu sekitar 20 meter. Nggak jauh ‘kan? Tiket masuk menuju Candi Kalasan juga tergolong murah, yaitu Rp1.000* untuk anak-anak dan bagi orang dewasa harus merogoh kocek Rp2.000*.
Sejarah Candi Kalasan

Sejarah Candi Kalasan dapat diketahui dari Prasasti Kalasan yang dibuat pada 778 M atau 700 tahun Saka dengan menggunakan bahasa Sanskerta dan tulisan Pranagari. Dalam prasasti tersebut diketahui kalau Raja Tejapurnama Penangkarana atau Rakai Panangkaran diminta oleh penasehat spiritual untuk membangun tempat suci sebagai tempat memuja Dewi Tara serta membangun biara untuk tempat tinggal para biksu Buddha.

Selanjutnya diketahui juga kalau Rakai Panangkaran dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu melangsungkan pernikahan dengan Dyah Pramodya Wardhani dari Wangsa Syailendra yang beragama Buddha. Hingga akhirnya Rakai Panangkaran membangun tempat suci untuk pemujaan bagi Dewi Tara bernama Candi Kalasan. Karena telah dimakan usia, wujud bangunan candi pun sudah tidak utuh lagi sehingga pernah dilakukan pemugaran beberapa kali. Hanya saja, bangunan candi tidak sama dengan yang asli mengingat banyak bagian yang sudah rusak.
Saatnya mengeksplorasi Candi Kalasan

Candi Kalasan Yogyakarta, atau dikenal juga dengan Candi Kalibening dan Candi Tara memang tidak sebesar dan seluas candi agama Buddha lain, yakni Candi Borobudur di Magelang. Untuk mempermudah akses naik ke bagian atas, pada tiap sisi bangunan diberi pintu masuk dan anak tangga yang dipercantik dengan ornamen kepala naga pada bagian kaki. Tetapi hanya ada anak tangga pada sisi barat dan timur saja yang dapat mencapai pintu masuk. Dan untuk bisa masuk ke bagian utama Candi Kalasan, pengunjung yang datang harus melewati pintu pada sisi sebelah timur.

Candi Kalasan yang dianggap sebagai candi agama Buddha tertua di Yogyakarta bila dilihat secara sekilas, bangunannya mempunyai alas seperti bujur sangkar dengan ukuran masing-masing sisi 45m x 45m. Sedangkan tinggi candi diperkirakan mencapai 34 meter yang dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu atap candi, tubuh candi, dan kaki candi.

Kaki Candi Kalasan terlihat seperti batu lebar dengan bentuk bujur sangkar. Pada bagian tengah terdapat tangga yang diberi ornamen-ornamen cantik sebagai hiasan. Sedangkan bagian tubuh candi nampak sesosok dewa yang terlihat sedang berdiri sambil memegang bunga teratai. Kalau kamu mengarahkan mata pada bilik lain, di sana terdapat singgasana bermotif singa yang ada pada bagian dalam.

Bagian atap Candi Kalasan memiliki 2 tingkat dengan bentuk persegi delapan. Arca dengan ornamen Manusia Buddha terlihat pada tingkat pertama, sedangkan arca Dhayani Buddha terlihat pada tingkat kedua. Pada bagian puncak Candi Kalasan juga tampak beberapa stupa. Bagian atap dan tubuh candi diberi ornamen dan hiasan berupa ukiran yang begitu cantik, mulai dari sulur-sulur, relung-relung, arca Gana atau patung manusi kerdil dengan perutnya yang buncit, serta arca Budha.

Pada bagian dinding candi juga banyak terlihat cekungan yang digunakan untuk menempatkan arca-arca. Begitu juga dengan pintu masuk dibanyak dipenuhi ornamen berbagai motif yang terlihat begitu unik. Karena arca dan patung yang ada di Candi Kalasan sudah banyak yang hilang, pengunjung yang datang pun tidak bisa mendapatkan informasi lengkap tentang Candi Kalasan yang dulu digunakan untuk memuja Dewi Tara. Oh ya, memang tidak ada larangan khusus untuk mengambil foto dengan kamera di Candi Kalasan. Namun alangkah baiknya kalau kamu minta ijin dulu pada petugas kalau tidak ingin ditegur saat sedang asyik mengambil foto.

Keunikan Candi Kalasan terdapat pada hiasan yang indah dan pahatan batunya halus. Selain itu ornamen dan relief pada dinding luarnya dilapisi sejenis semen kuno yang disebut Valjralepa. Menggunaan Valjralepa bertujuan untuk melindungi candi dari lumut dan jamur. Valjralepa juga memperhalus pahatan relief dan memberi efek warna keemasan pada Candi. Lapisan valjralepa jarang ditemukan pada candi-candi kawasan Prambanan. Selain candi Kalasan candi yang menggunakan Valjralepa yaitu candi Sari. Candi Sari merupakan satu rangkaian dengan pembangunan candi Kalasan. Candi Kalasan sebagai tempat peribadatan sedangkan candi Sari berfungsi sebagai asrama bagi biksu Budha.

Candi sebagai bukti sejarah kalau dulunya negara kita pernah dipimpin oleh kerjaan-kerajaan bercorak Hindu atau Budha. Walaupun zaman itu sudah berlalu dan keyakinan kita sudah berbeda tetap saja kita harus menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah ini. Peninggalan sejarah adalah aset bangsa yang sangat berharga. Jangan sampai mau ngeliat candi yang di buat di negara kita, kita harus ke negara lain dulu karena sudah di klaim milik mereka,hehehe.