Candi Prambanan

Candi Prambanan atau Candi Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi.

Air Terjun Sri Gethuk

Objek wisata Air Terjun Sri Gethuk di Gunungkidul disebut-sebut memiliki kemiripan dengan Grand Canyon Arizona.

Sepeda Hias Alun-Alun Selatan

Suasana malam Alun-alun Kidul Yogyakarta dipadati berbagai jenis sepeda hias di sepanjang sisi jalan.

Pantai Parangtritis

Indah dan magis adalah dua kata yang cocok untuk menggambarkan Pantai Parangtritis yang terletak di pesisir pulau Jawa ini.

Gunung Merapi

Gunung Merapi adalah gunung yang sangat legendaris. Di balik diamnya, gunung ini menceritakan banyak mitos dan misteri.

Tuesday, August 15, 2017

Yogyakarta Daerah Istimewa?


Yogyakarta pertama kali berstatus provinsi pada 5 September 1945, ketika Raja Ngayogyakarto Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono IX bersama Paku Alam VIII menyatakan bahwa Negeri Ngayogyakarto Hadiningrat adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diproklamirkan Soekarno Hatta pada 17 Agustus 1945. 

Amanat Sri Sultan bersama Paku Alaman yang kemudian disebut Amanat 5 September tersebut merupakan bentuk dukungan Kerajaan Ngayogyakarto Hadiningrat terhadap NKRI.

Ketika Indonesia diproklamasikan sebagai suatu negara merdeka oleh Soekarno Hatta, sebenarnya Kerajaan Yogyakarta dan begitu juga kerajaan-kerajaan lain di wilayah bekas jajahan Belanda bisa saja melepaskan diri dari NKRI. 

Namun ternyata Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII memberikan dukungan terhadap NKRI dan dalam amanat yang ditandatangani Sri Sultan bersama Paku Alam menyatakan “Bahwa Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.”

Isi lain dari amanat Sri Sultan tersebut adalah, “Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat mulai saat ini berada di tangan kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja kami pegang seluruhnya.” 

Berikutnya adalah, “Bahwa perhubungan antara Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia, bersifat langsung dan Kami bertanggung djawab atas Negeri Kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Kami memerintahkan supaja segenap penduduk dalam Negeri Ngajogjakarta Hadiningrat mengindahkan Amanat Kami ini.”

Begitu juga Paku Alam VIII dalam amanatnya menyatakan, “Bahwa Negeri Paku Alaman jang bersifat keradjaan adalah daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.” Berikutnya, “Bahwa kami sebagai Kepala Daerah memegang segala kekuasaan dalam Negeri Paku Alaman, dan oleh karena itu berhubung dengan keadaan pada dewasa ini segala urusan pemerintahan dalam Negeri Paku Alaman mulai saat ini berada ditangan Kami dan kekuasaan-kekuasaan lainnja Kami pegang seluruhnja.” 

Amanat berikutnya adalah, “Bahwa perhubungan antara Negeri Paku Alaman dengan Pemerintah Pusat Negara Republik Indonesia, bersifat langsung dan Kami bertanggung djawab atas Negeri Kami langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Kami memerintahkan supaja segenap penduduk dalam Negeri Paku Alaman mengindahkan Amanat Kami ini.”

Keistimewaan Yogyakarta ini pun disambut baik oleh para founding father Indonesia dengan dikeluarkannya payung hukum yang dikenal dengan nama piagam penetapan. Payung hukum ini sebenarnya sudah dikeluarkan oleh Soekarno yang duduk di BPUPKI dan PPKI pada 19 Agustus 1945. 

Piagam penetapan ini kemudian diserahkan kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII pada 6 September 1945. Isi piagam penetapan itu adalah, “Piagam Kedudukan Sri Paduka Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono IX, Kami, Presiden Republik Indonesia, menetapkan:
Ingkeng Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panotogomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX Ing Ngayogyakarta Hadiningrat, pada kedudukannya,
Dengan kepercayaan bahwa Sri Paduka Kangjeng Sultan akan mencurahkan segala pikiran, tenaga, jiwa dan raga, untuk keselamatan Daerah Yogyakarta sebagai bagian daripada Republik Indonesia.
Jakarta, 19 Agustus 1945
Presiden Republik Indonesia
Ir. Sukarno”

Sejak itulah status daerah istimewa melekat pada Yogyakarta dan ditetapkan dalam Undang-Undang  No 3 tahun 1950 Jo UU No 19 tahun 1950 mengenai Pembentukan Daerah Istimewa Jogjakarta.
Terlebih status istimewa mendapat payung hukum dari Undang-Undang Dasar 1945, yakni pasal 18A ayat 1 yang penegasannya adalah “bahwa negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus dan istimewa yang diatur dalam undang-undang.”

Konsekuensi dari hal tersebut berarti pemimpin (gubernur dan wakil gubernur) Provinsi Yogyakarta adalah raja Ngayogyakarto Hadiningrat dengan wakilnya adalah raja dari Paku Alam, yang selama ini dijabat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Paku Alam VIII dan kemudian dilanjutkan (baca diwariskan) kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam IX.
Kondisi ini berlangsung damai sampai kemudian muncul Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam UU tersebut, diatur bahwa gubernur dan wakil gubernur suatu provinsi di NKRI dipilih dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) dengan masa jabatan maksimal 10 tahun atau dua kali pilkada.

Daerah Istimewa Yogyakarta pun harus mengikuti aturan dalam undang-undang tersebut. Artinya Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam IX harus mengikuti pilkada jika ingin menjadi gubernu dan wakil gubernur lagi. Hingga kemudian pemerintah (pusat) mengajukan rancangan undang-undang (RUU) untuk Yogyakarta yang sampai saat ini belum tuntas. Padahal RUU tersebut diharapkan menjadi solusi bagi keistimewaan Yogyakarta. 

Pada saat itulah Sri Sultan Hamengku Buwono X yang masa jabatan gubernurnya sudah diperpanjang dua kali menyatakan perlunya referendum yang dilakukan untuk Provinsi DI Yogyakarta. Referendum bagi rakyat Yogyakarta ini, apakah gubernur dan wakil gubernurnya nanti ditetapkan atau dipilih dalam pilkada. Walau pun banyak kalangan, lontaran Sri Sultan tersebut hanya untuk menyindir pemerintah (pusat) dan DPR agar menyelesaikan segera RUU. 

Memang selama ini status istimewa Yogyakarta terkesan digantung oleh pemerintah dan DPR. Pemerintah di satu sisi menuding DPR lambat menyelesaikan pembahasan di sisi lain DPR menuding pemerintah menahan RUU tersebut di Kementerian Dalam Negeri. Apakah benar nantinya referendum yang menjadi solusinya, seperti dilontarkan Sri Sultan Hamengku Buwono X? Dan ini mengkhawatirkan karena di samping bisa menjadi preseden buruk bagi provinsi lain bisa juga menjadi awal disintegrasi bangsa dan bubarnya NKRI.

Thursday, December 15, 2016

Merapi, Misteri, Keindahan dan Tempat Wisata


Sources : Pixabay
Merapi, Misteri, Keindahan dan Tempat Wisata tak terbantahkan lagi. Sehingga banyak menjadi pilihan bagi penyuka olahraga outdoor menjadikan Merapi sebagai alternatif tujuan wisata gunung.  Jika cuaca tidak berkabut dapat kita lihat dengan jelas gunung tersebut menjulang tinggi dan gagah dari empat kota yang mengitarinya, Sleman, Magelang, Klaten dan Boyolali. Udara yang segar menyejukkan dan keramahan penduduk yang menghangatkan merupakan bagian dari keindahan gunung Merapi ini.
Gunung Merapi adalah gunung yang sangat legendaris. Di balik diamnya, gunung ini menceritakan banyak sekali mitos dan misteri. Bagi para pendaki, mendaki gunung ini sama artinya dengan memasuki dunia yang penuh misteri itu.

Faktanya, Gunung Merapi tak pernah sepi dari aktivitas pendakian. Sehoror dan semistis apapun cerita terkait gunung ini, tak ada yang benar-benar bisa menghalangi para pendaki. Terkait Gunung Merapi, ada beberapa hal yang barangkali belum kamu ketahui.

1. Merupakan salah satu gunung paling aktif di indonesia

Hal inilah yang menjadi pertimbangan utama beberapa pendaki yang enggan mendaki Gunung Merapi. Gunung ini merupakan salah satu gunung paling aktif di Indonesia yang aktivitasnya bisa naik sewaktu-waktu. Gunung ini terakhir kali erupsi pada tahun 2010 yang turut menewaskan Mbah Maridjan, sang juru kunci.

Gunung ini memiliki siklus letusan sekitar sekitar 5 tahun. Sebelum meletus tahun 2010, gunung ini juga pernah meletus pada tahun 1998, 2001 – 2003 serta 2006.

2. Pemandangannya biasa saja. Tapi…

To be honest, pemandangan alam yang dimiliki Gunung Merapi sebenarnya tidak terlalu istimewa. Sejak melangkahkan kaki dari New Selo (titik awal pendakian), kita hanya akan disuguhi pemandangan perkebunan penduduk setempat yang sebenarnya sudah jamak kita temui di bawah. Gunung ini tak punya pemandangan padang rumput yang cantik seperti tentangganya, Merbabu. Bunga edelweis? Sama sekali tidak ada.

Setelah melewati area vegetasi, kita akan disambut oleh batu-batu di sepanjang jalur pendakian yang notabene merupakan material vulkanik. Namun, ada satu spot menarik yang tidak dimiliki oleh gunung-gunung lain yakni sebuah tanah lapang yang dipenuhi oleh batu-batu vulkanik dengan berbagai ukuran. Tempat ini dikenal dengan nama Pasar Bubrah. Lokasi tempat ini persis berada di bawah puncak dan sekaligus menjadi lokasi favorite para pendaki untuk mendirikan tenda.

3. Penuh misteri

Yang menjadi pertimbangan lain kenapa ada beberapa pendaki yang tidak mau mendaki Gunung Merapi adalah banyaknya cerita mistis terkait gunung tersebut. Beberapa tempat di gunung ini memang dipercaya sebagai “sarangnya” makhluk dari dunia lain. Pasar Bubrah, misalnya. Tempat ini dipercaya sebagai pasarnya makhluk halus penghuni Gunung Merapi. Beberapa pendaki pernah mengalami kejadian yang kurang menyenangkan di tempat ini.

Sejatinya, cerita-cerita semacam itu adalah hal yang tidak terlalu mengherankan. Hampir setiap gunung di Indonesia punya cerita mistisnya masing-masing. Namun entah kenapa, cerita yang berasal dari Gunung Merapi selalu terdengar berbeda.

4. Mendaki sampai ke puncak adalah ilegal

Otoritas terkait di Gunung Merapi sebenarnya sudah menetapkan batas akhir pendakian yakni hanya sampai Pasar Bubrah saja. Ada banyak pertimbangan kenapa aturan ini diberlakukan yang pada intinya adalah demi keselamatan pendaki itu sendiri. Namun, sebagian besar pendaki tetap menjadikan puncak sebagai tujuan utama dengan berbagai alasan.

Meski sudah berlaku sejak lama, aturan pendakian yang hanya sampai Pasar Bubrah ini seolah baru diketahui banyak orang ketika terjadi musibah yang menimpa pendaki asal Jogja tahun 2015 lalu. Pendaki tersebut terpeleset saat berusaha mendaki sebuah batu di puncak yang lokasinya persis berada di bibir kawah.

5. Selalu punya juru kunci

Gunung Merapi punya peranan tersendiri bagi Kraton Jogja. Sakingnya pentingnya gunung ini, pihak kraton selalu menempatkan seorang juru kunci untuk menjaga Gunung Merapi. Juru kunci Gunung Merapi adalah seorang abdi dalem yang ditunjuk oleh sultan. Saat ini, juru kunci Gunung Merapi adalah Mas Asih. Ia adalah putra dari Mbah Maridjan, juru kunci sebelumnya yang tewas saat erupsi tahun 2010.


6. Puncak Garuda hanya tinggal kenangan

Sebelum erupsi besar tahun 2010, Gunung Merapi sangat terkenal dengan Puncak Garuda nya. Puncak Garuda ini berbentuk sebuah batu yang bentuknya mirip burung garuda. Namun, erupsi yang terjadi tahun 2010 membuat Puncak Garuda turut hilang dan hanya menyisakan kenangan.

Saat ini, ada sebuah batu yang menjulang di bibir kawah yang bagi sebagian orang mungkin dikira Puncak Garuda, padahal bukan. Batu tersebut lebih dikenal dengan Puncak Tusuk Gigi. Di batu itulah pendaki asal Jogja terpeleset pada tahun 2015 lalu.


7. Bertetangga dengan Merbabu

Gunung Merapi adalah tetangga dekat dari Gunung Merbabu. Saat mendaki Gunung Merbabu (via Selo), kita akan ditemani oleh pemandangan Gunung Merapi di sepanjang perjalanan. Begitupun sebaliknya, saat mendaki Gunung Merapi kita akan ditemani oleh pemandangan Gunung Merbabu. Kedua gunung ini sama-sama bisa didaki melalui jalur Selo yang merupakan jalur paling umum untuk mendaki dua gunung tersebut.


8. Tidak ada sumber air di jalur pendakian

Seperti biasa, sebelum mendaki gunung kita harus melakukan persiapan yang matang. Termasuk hal logistik. Di sepanjang jalur pendakian kita tidak akan menemukan sumber air sama sekali sehingga kita wajib memperhitungkan kebutuhan air selama pendakian.

9. Hubungan antara Gunung Merapi, Kraton dan Pantai Parangkusumo

Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa sih Gunung Merapi dianggap penting oleh Kraton Jogja sampai-sampa pihak kraton selalu menempatkan seorang juru kunci.

Barangkali kamu sudah tahu bahwa Kraton Jogja, Tugu Jogja, Malioboro serta Gunung Merapi berada pada satu garis lurus imajiner. Jika ditarik lebih panjang lagi, garis ini akan sampai di Pantai Parangkusumo. Sedangkan lokasi kraton sendiri berada di tengah-tengah antara Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo. Pemilihan lokasi kraton tersebut bukan tanpa dasar. Posisi kraton yang berada di tengah-tengah merupakan simbol dari keseimbangan: keseimbangan vertikal dan keseimbangan horisontal.

Keseimbangan vertikal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhan disimbolkan dengan Gunung Merapi sedangkan keseimbangan horisontal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia disimbolkan dengan Pantai Parangkusumo. Keseimbangan lain yang juga disimbolkan dengan posisi kraton adalah keseimbangan antara air dan api. Air disimbolkan melalui Pantai Parangkusumo sedangkan api disimbolkan melalui Gunung Merapi.

10. Bisa dijadikan patokan saat tersesat di Jogja

Beberapa orang mengalami kesulitan untuk menentukan mana utara mana selatan ketika berada di tempat yang asing. Jika kamu mengalami hal yang sama ketika sedang jalan-jalan ke Jogja, kamu bisa mengandalkan Gunung Merapi sebagai kompas alami. Lokasi gunung ini berada di ujung utara propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Akses

Untuk sampai ke Gunung Merapi banyak jalan yang dapat kita pilih.

    Jalur pertama : Melalui Desa Kinahrejo yang terletak 2 km sebelah timur Kaliurang. Dari Kinahrejo ke puncak merapi berjarak 9 km ditempuh dalam waktu 10 jam dengan medan yang cukup terjal.

    Jalur kedua : Melalui daerah Selo kabupaten Boyolali yang berlokasi diantara gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Dari Yogyakarta menggunakan bus sampai Kartosuro selanjutnya menuju ke Boyolali dan akhirnya sampai Selo

Jalur pendakian sebelumnya memang melalui sisi utara dari Selo yaitu di Desa Tlogolele Boyolali. Desa ini terletak di antara gunung Merapi dan gunung Merbabu. Pendakian dari Selo ini memakan waktu 5 jam sampai puncak. Jalur lain yang dapat ditempu melalui sisi barat yaitu dari Sawangan Magelang dan melalui sisi tenggara dari arahh Deles, Kemalang Klaten.

Setelah letusan besar 2010 tersebut jalur pendakian dialihkan melalui bukit Pronojiwo Kaliurang Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Untuk melewati jalur ini memakan waktu sekitar 7   jam untuk sampai puncak dengan jalan yang lumayan terjal.

Harga Tiket

    Tiket wisata Volcano trekking Kinahrejo Rp.5.000,- (2014)
    Tiket wisata Volcano Trekking Kepuhharjo Rp.5.000,-
    Tiket parkir kendaraan Rp.2.000,-
    Ojek dari Kinahrejo – bekas rumah Alm Mbah Maridjan Rp20.000,-
    Ojek dari Kepuharjo – Kaliaden Rp.35.000 – Rp. 50.000,-

Fasilitas

Fasilitas yang mendukung kepariwisataan banyak tersedia di kawasan Kaliurang yang merupakan lereng gunung Merapi yang menawarkan pemandangan yang indah dengan udara yang segar menyejukan.

Di kawasan Kaliurang tersedia tempat perkemahan yang sering digunakan untuk kegiatan para pelajar dan pramuka dan terdapat jalur lintas jelajah alam yang sering dipakai untuk mengekplorasi keindahan alam dari dekat.

Sarana penginapan seperti vila dan bungalow juga tersedia di tempai ini. Di kawasan ini sering dimanfaatkan untuk melangsungkan acara – acara seperti konferensi, seminar, rapat, lokakarya, penataran dan lain-lain.

Wednesday, December 14, 2016

Candi Budha Tertua, ada di Kalasan

sources from Wikipedia


Candi Kalasan yang ada di Yogyakarta memang tidak se-terkenal Candi Prambanan, tetangganya. Namun bukan berarti candi ini tidak punya pengunjung. Candi untuk agama Buddha ini memiliki berbagai keunikan dan nilai sejarah tinggi sehingga menjadi salah satu destinasi wisata masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya. Kalau tertarik, kamu bisa ikuti ulasan lengkap Pegipegi di bawah ini.
Candi Kalasan

Lokasi Candi Kalasan

Lokasi Candi Kalasan ada di Dusun Kalibening, Desa Tirtamartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta atau berjarak sekitar 15 km di sebelah timur Kota Yogyakarta. Candi Kalasan ini sangat mudah dijangkau dari arah Solo ataupun Yogyakarta karena letaknya ada di Jalan Jogja – Solo km 13.

Kamu juga bisa naik angkutan umum atau kendaraan pribadi. Kalau berangkat dari arah Candi Prambanan, kamu hanya perlu melaju 2 km lagi. Bangunan candi juga sudah bisa dilihat dari jalan raya utama, tapi kamu harus masuk gang terlebih dulu sekitar 20 meter. Nggak jauh ‘kan? Tiket masuk menuju Candi Kalasan juga tergolong murah, yaitu Rp1.000* untuk anak-anak dan bagi orang dewasa harus merogoh kocek Rp2.000*.
Sejarah Candi Kalasan

Sejarah Candi Kalasan dapat diketahui dari Prasasti Kalasan yang dibuat pada 778 M atau 700 tahun Saka dengan menggunakan bahasa Sanskerta dan tulisan Pranagari. Dalam prasasti tersebut diketahui kalau Raja Tejapurnama Penangkarana atau Rakai Panangkaran diminta oleh penasehat spiritual untuk membangun tempat suci sebagai tempat memuja Dewi Tara serta membangun biara untuk tempat tinggal para biksu Buddha.

Selanjutnya diketahui juga kalau Rakai Panangkaran dari Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu melangsungkan pernikahan dengan Dyah Pramodya Wardhani dari Wangsa Syailendra yang beragama Buddha. Hingga akhirnya Rakai Panangkaran membangun tempat suci untuk pemujaan bagi Dewi Tara bernama Candi Kalasan. Karena telah dimakan usia, wujud bangunan candi pun sudah tidak utuh lagi sehingga pernah dilakukan pemugaran beberapa kali. Hanya saja, bangunan candi tidak sama dengan yang asli mengingat banyak bagian yang sudah rusak.
Saatnya mengeksplorasi Candi Kalasan

Candi Kalasan Yogyakarta, atau dikenal juga dengan Candi Kalibening dan Candi Tara memang tidak sebesar dan seluas candi agama Buddha lain, yakni Candi Borobudur di Magelang. Untuk mempermudah akses naik ke bagian atas, pada tiap sisi bangunan diberi pintu masuk dan anak tangga yang dipercantik dengan ornamen kepala naga pada bagian kaki. Tetapi hanya ada anak tangga pada sisi barat dan timur saja yang dapat mencapai pintu masuk. Dan untuk bisa masuk ke bagian utama Candi Kalasan, pengunjung yang datang harus melewati pintu pada sisi sebelah timur.

Candi Kalasan yang dianggap sebagai candi agama Buddha tertua di Yogyakarta bila dilihat secara sekilas, bangunannya mempunyai alas seperti bujur sangkar dengan ukuran masing-masing sisi 45m x 45m. Sedangkan tinggi candi diperkirakan mencapai 34 meter yang dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu atap candi, tubuh candi, dan kaki candi.

Kaki Candi Kalasan terlihat seperti batu lebar dengan bentuk bujur sangkar. Pada bagian tengah terdapat tangga yang diberi ornamen-ornamen cantik sebagai hiasan. Sedangkan bagian tubuh candi nampak sesosok dewa yang terlihat sedang berdiri sambil memegang bunga teratai. Kalau kamu mengarahkan mata pada bilik lain, di sana terdapat singgasana bermotif singa yang ada pada bagian dalam.

Bagian atap Candi Kalasan memiliki 2 tingkat dengan bentuk persegi delapan. Arca dengan ornamen Manusia Buddha terlihat pada tingkat pertama, sedangkan arca Dhayani Buddha terlihat pada tingkat kedua. Pada bagian puncak Candi Kalasan juga tampak beberapa stupa. Bagian atap dan tubuh candi diberi ornamen dan hiasan berupa ukiran yang begitu cantik, mulai dari sulur-sulur, relung-relung, arca Gana atau patung manusi kerdil dengan perutnya yang buncit, serta arca Budha.

Pada bagian dinding candi juga banyak terlihat cekungan yang digunakan untuk menempatkan arca-arca. Begitu juga dengan pintu masuk dibanyak dipenuhi ornamen berbagai motif yang terlihat begitu unik. Karena arca dan patung yang ada di Candi Kalasan sudah banyak yang hilang, pengunjung yang datang pun tidak bisa mendapatkan informasi lengkap tentang Candi Kalasan yang dulu digunakan untuk memuja Dewi Tara. Oh ya, memang tidak ada larangan khusus untuk mengambil foto dengan kamera di Candi Kalasan. Namun alangkah baiknya kalau kamu minta ijin dulu pada petugas kalau tidak ingin ditegur saat sedang asyik mengambil foto.

Keunikan Candi Kalasan terdapat pada hiasan yang indah dan pahatan batunya halus. Selain itu ornamen dan relief pada dinding luarnya dilapisi sejenis semen kuno yang disebut Valjralepa. Menggunaan Valjralepa bertujuan untuk melindungi candi dari lumut dan jamur. Valjralepa juga memperhalus pahatan relief dan memberi efek warna keemasan pada Candi. Lapisan valjralepa jarang ditemukan pada candi-candi kawasan Prambanan. Selain candi Kalasan candi yang menggunakan Valjralepa yaitu candi Sari. Candi Sari merupakan satu rangkaian dengan pembangunan candi Kalasan. Candi Kalasan sebagai tempat peribadatan sedangkan candi Sari berfungsi sebagai asrama bagi biksu Budha.

Candi sebagai bukti sejarah kalau dulunya negara kita pernah dipimpin oleh kerjaan-kerajaan bercorak Hindu atau Budha. Walaupun zaman itu sudah berlalu dan keyakinan kita sudah berbeda tetap saja kita harus menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah ini. Peninggalan sejarah adalah aset bangsa yang sangat berharga. Jangan sampai mau ngeliat candi yang di buat di negara kita, kita harus ke negara lain dulu karena sudah di klaim milik mereka,hehehe.


Sunday, November 27, 2016

Pantai Parangtritis Yogyakarta, Indah dan Magis.

Source: Wikimedia

Pantai parangtritis atau yang oleh warga jogja disingkat pantai paris merupakan satu nama pantai paling terkenal di kota budaya ini. Pantai yang terkenal dengan ombak besar dan mitos tentang Nyi Roro Kidul ini menyimpan sejuta keindahan dan juga berbalut misteri bagi yang mempercayainya. Apapun itu, bila sobat licious sedang berwisata ke Yogyakarta, selain ke Keraton Yogyakarta, sobat juga harus datang ke pantai parangtritis.

Di balik keindahannya, ternyata pantai ini menyimpan banyak misteri yang bersifat mistis. Mulai dari misteri Kerajaan Kanjeng Ratu Kidul yang melegenda, sampai misteri ombak besarnya yang sering memakan korban. Seperti apakah misteri yang ada di sana?

1. Gerbang Kerajaan Kanjeng Ratu Kidul

Konon, Kanjeng Ratu Kidul, atau ada juga yang menyebutnya sebagai Nyi Roro Kidul, adalah salah satu penguasa gaib yang mengitari Kesultanan Yogyakarta. Karena itu para Sultan harus tetap menjalin komunikasi dengan penguasa laut selatan ini, dan harus meminta restu Nyi Roro Kidul dalam melaksanakan setiap kegiatan, agar semua berjalan dengan aman dan tenteram.

Nah, pantai Parangtritis dipercaya sebagai pintu gerbang menuju kerajaan gaib di laut selatan. Karenanya, di pantai Parangtritis sering dilakukan tata cara adat agar sultan bisa berkomunikasi dengan kanjeng ratu gaib tersebut.

2. Tradisi Labuhan Yang Unik

Masih erat dengan kepercayaan adanya hubungan dengan kerajaan gaib di laut selatan, di pantai Parangtritis sering dilakukan upacara pemberian sesaji atau yang disebut dengan labuhan. Tradisi ini sendiri mulai dilakukan sejak jaman Sultan Hamengkubuwono I dan masih berlangsung hingga saat ini.

Menurut tradisi Kraton Kesultanan Yogyakarta, upacara labuhan dilakukan secara resmi dalam acara penobatan Sultan, peringatan hari Ulang Tahun Penobatan Sultan yang disebut “Tingalan Panjenengan” atau “Tingalan Dalem Panjenengan” atau “Tingalan Jumenengan” dan peringatan hari “windo” hari ulang tahun penobatan Sultan. “Windon” berarti setiap delapan tahun.

Dengan tradisi ini, diharapkan agar kesejahteraan Sultan dan masyarakat di sekitar kesultanan tetap terjamin.

3. Baju warna hijau dan pasukan Kanjeng Ratu Kidul

Kisah mistis lain berhubungan dengan larangan memakai baju hijau jika berkunjung ke pantai Parangtritis. Konon, Ratu Pantai Selatan sangat menyukai warna hijau. Dalam beberapa lukisan yang dibuat, sang ratu digambarkan mengenakan pakaian warna hijau juga.

Dan jika ada orang memakai baju hijau (utamanya pria), maka Kanjeng Ratu akan suka, dan kemungkinan besar akan “direkrut” untuk menjadi pegawainya. Dan tempat “perekrutan” favorit adalah di pantai Parangtritis ini. Berani melamar

4. Penemuan jasad orang yang tenggelam

Tak dipungkiri, besarnya ombak di pantai Parangtritis seringkali membawa korban. Meski secara resmi pemerintah telah melarang wisatawan untuk mandi di pantai, namun tetap saja ada orang yang melanggarnya. Atau, jikapun tidak mandi, mereka bermain air terlalu jauh dari bibir pantai.

Uniknya, semua korban yang tenggelam susah ditemukan pada hari yang sama. Meskipun sudah dicari di seluruh lokasi sekitarnya. Namun setelah dua atau tiga hari kemudian, jasad orang tersebut akan ditemukan mengambang dengan sendirinya di lokasi yang tidak jauh dari tempat menghilangnya.

Konon, sang korban “diambil” oleh Kanjeng Ratu Kidul dan jasadnya disandera untuk sementara waktu.

5. Misteri hisapan ombak

Jika keempat misteri di atas lebih bersifat mistis, maka misteri hisapan ombak ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Menurut penelitian para ahli, penyebab utama hilangnya para wisatawan di pantai Parangtritis adalah karena adanya rip current.

Rip current adalah arus balik yang terjadi akibat aliran air gelombang datang dan kemudian membentur pantai dan kembali lagi ke laut. Arus itu bisa menjadi amat kuat karena biasanya merupakan akumulasi dari pertemuan dua atau lebih gelombang datang. Dengan kecepatan mencapai 80 kilometer per jam, arus balik itu bisa menjadi sangat mematikan.

Korban akan mudah terseret arus balik jika berada terlalu jauh dari bibir pantai. Jika pada saat terseret arus ini korban kemudian melawan, maka dia akan semakin jauh terseret arus bawah laut dan selanjutnya bisa tersangkut karang atau masuk ke dalam patahan dalam laut. Di sini korban akan diendapkan dan baru bisa kembali terangkat ke permukaan jika ada arus lain yang mengangkat sedimen dari dasar laut. Dan hal ini butuh waktu beberapa hari.

Thursday, November 24, 2016

Tempat Kuliner di Jogja yang Gak Boleh Dilewatin

Kuliner Jogja – Daerah yang di kenal dengan istilah DIY atau Daerah Istimewa Yogyakarta memang merupakan sebuah tempat yang benar-benar istimewa. Karena Kota Jogja merupakan sebuah kota yang syarat akan budaya dan tentu saja saat anda datang di blog halomuda.com, tentunya akan di bahas tempat wisata kuliner Jogja yang paling enak dan terkenal.

1. Angkringan Lik Man


Angkringan bukanlah istilah asing di Kota Pelajar ini. Angkringan tak hanya menjadi tempat kuliner rakyat yang murah meriah, namun juga menjadi sebuah budaya. Di angkringan, masyarakat bisa berkumpul dan berbincang tentang apa saja, mulai dari sepak bola sampai berita politik terhangat. Angkringan dapat dengan mudah Anda temui di Yogyakarta, namun ada satu angringan yang istimewa yaitu Angkringan Lik Man.

Apa istimewanya Angkringan Lik Man? Angkringan Lik Man merupakan angkringan pertama di Yogyakarta sejak tahun 1969. Menu yang disajikan pun sama dengan angkringan pada umumnya seperti sego (nasi) kucing, sate telur puyuh dan aneka gorengan. Tapi ada yang satu sajian yang berbeda, yaitu Kopi Joss.

Kopi Joss merupakan menu andalan di tempat wisata kuliner ini. Cara penyajian kopi ini sangat unik karena kopi akan dicampur dengan arang yang masih merah membara. Bunyi ‘jooossss’ yang ditimbulkannya inilah yang membuatnya disebut dengan Kopi Joss. Kopi Joss memiliki rasa unik yang khas dan tak dimiliki kopi lainnya. Konon, arang yang dicelupkan ke dalam kopi akan menetralisir kafein sehingga kopi ini aman untuk pencernaan Anda.

Angkringan Lik Man merupakan salah satu tempat wisata kuliner terbaik untuk menikmati Yogyakarta di malam hari. Hanya dengan merogoh kocek sebesar 10.000 – 15.000 Rupiah saja, Anda sudah bisa menikmati Kopi Joss dan nasi kucing dilengkapi dengan lauk sederhana yang tak kalah nikmat.

Alamat: Kawasan Stasiun Tugu, Yogyakarta

Jam buka: 18:00 – habis.

2. Gudeg Pawon


Membicarakan kuliner Yogyakarta, tak lengkap rasanya jika tak menyebut gudeg. Gudeg sudah menjadi kuliner wajib coba jika Anda berkunjung ke Yogyakarta. Kuliner yang terbuat dari daging nangka muda ini banyak ditemui di tempat makan di seluruh pelosok Yogyakarta. Jika ingin menyantap gudeg di tempat yang berbeda, datang saja ke Gudeg Pawon.

Gudeg Pawon merupakan salah satu tempat wisata kuliner istimewa di Yogyakarta. Tempat makan yang sudah berdiri sejak tahun 1958 ini melayani pelanggannya langsung dari dapur atau pawon dalam bahasa Jawa. Anda bisa melihat tungku sederhana yang digunakan untuk memasak gudeg ini. Meskipun tempatnya sederhana, namun kenikmatan gudeg di sini tak bisa diremehkan.

Gudeg Pawon bisa menjadi pilihan tepat bagi Anda yang suka melakukan wisata kuliner di malam hari. Menikmati nasi gudeg ditambah ayam dan segelas teh manis hangat akan menjadi sajian istimewa di tengah dinginnya Yogyakarta di malam hari. Sebaiknya Anda datang sebelum jam buka karena setiap harinya, Gudeg Pawon selalu banjir antrean pembeli.

Alamat: Jalan Dr. Soepomo, Umbulharjo, Yogyakarta.

Jam buka: 22:30 – habis.

3. Nasi Goreng Beringharjo


Nasi goreng memang bisa Anda temui dengan mudah di mana pun, namun tak ada salahnya mencicipi nasi goreng istimewa di Yogyakarta ini. Tempat wisata kuliner ini telah berdiri sejak tahun 1960 dan sampai sekarang, rasa nasi gorengnya tak berubah karena tetap menggunakan resep lawas yang masih terjaga.

Di sini, Anda dapat memesan nasi goreng ayam atau nasi goreng babi. Meskipun ramai pembeli, namun Anda tak perlu menunggu lama sampai pesanan Anda siap. Hal ini dikarenakan nasi goreng telah dimasak dalam jumlah besar, namun tetap disajikan dalam keadaan hangat dan nikmat. Selain nasi goreng, menu lain yang bisa Anda coba adalah bihun goreng, bakmi goreng dan babi kecap.

Selain itu, porsi yang disediakan juga terbilang berbeda. Jika merasa belum kenyang menyantap satu porsi nasi goreng, Anda dapat memesan porsi dengan ukuran 1,5 atau 2 yang disajikan dalam satu piring.

Alamat: jalan Pabringan 1, Yogyakarta

Jam buka: 19:00 – habis.

4. Sate Klathak Pak Pong


Tempat wisata kuliner yang satu ini cocok sekali untuk Anda penggemar sate kambing. Sate Klathak Pak Pong menyajikan sate spesial yang tak akan Anda temukan di tempat lain. Sate ini memiliki rasa yang khas dan nikmat. Hal ini didapat dari bumbu sederhana yang digunakannya. Sate Klathak hanya menggunakan garam, merica dan kecap. Tiga bahan minimalis inilah yang membuat sate memiliki rasa yang khas.

Selain bumbu, alat yang digunakan memasak pun berbeda. Jika biasanya daging dibakar dengan menggunakan tusuk sate yang terbuat dari bambu, Pak Pong menggunakan jeruji besi sepeda. Konon, penggunaan jeruji besi ini mampu membuat daging matang merata. Selain itu, hal ini juga terbukti ramah lingkungan karena jeruji besi dapat digunakan berkali-kali, tak seperti tusuk sate dari bambu yang hanya sekali pakai.

Alamat: Jalan Imogiri Bantul, Yogyakarta



5. House of Raminten


Tempat wisata kuliner ini menjadi bukti bahwa menu tradisional bisa disajikan dengan cara yang elegan dan berkelas. House of Raminten merupakan sebuah rumah makan yang menyajikan menu tradisional Yogyakarta seperti tahu bola, wedang sereh, cunduk, brongkos, sate lilit dan nasi kucing.

Arsitektur rumah makan ini terbilang luar biasa. Anda bisa menemukan sebuah kereta kuda di luar rumah makan, sedangkan di dalamnya Anda bisa melihat ruangan berarsitektur Jawa dengan wangi dupa khas. Seakan belum lengkap, Anda akan makan diiringi dengan gending Jawa yang terus mengalun di rumah makan ini.

Selain arsitektur dan menunya, pelayan di sini juga memakai pakaian khas yang berupa kemben Jawa. Di meja, terdapat sebuah kentongan yang digunakan untuk memanggil pelayan jika Anda membutuhkan sesuatu.

Alamat: Jalan FM Noto 7, Kota Baru, Yogyakarta

Jam buka: 24 jam

6. Banyu Mili Contry Club


Tak hanya tempat wisata kuliner, tempat ini juga merupakan sebuah tempat rekreasi keluarga. Rumah makan ini memang berada satu lokasi dengan wisata air yang terdiri dari kolam renang, wahana air serta hutan dan danau buatan. Sebuah tempat rekreasi sekaligus wisata kuliner yang cocok bagi keluarga.

Puas bermain air, saatnya Anda memuaskan lidah dan perut. Coba cicipi menu andalah di sini yaitu kepiting telur dan udang bakar madu. Kepiting dan udang yang digunakan merupakan hasil budidaya sendiri sehingga dipastikan masih segar saat dimasak. Menu lain yang tak kalah lezat adalah gurame bakar, ayam goreng dan juga cumi bakar.

Alamat: Perum Griya Mahkota, Jalan Godean KM 4,5, Yogyakarta.

Jam buka: 10:00 – 22:00 (Resto) dan 07:00 – 18:00 (Wahana rekreasi)

7. Bong Kopitown


Bong Kopitown merupakan salah satu tempat wisata kuliner berkonsep penjara di Yogyakarta. Bangunan dibuat menyerupai penjara lengkap dengan sekat jeruji besi di setiap ruangan. Anda bisa melihat sipir penjara yang berdiri di balik meja kasir dan narapidana yang hilir mudik mengantar pesanan ke setiap meja makan.

Beberapa menu andalan yang ditawarkan di sini antara lain kopi tetes, sapo tahu, Penang fried noodle dan rendang spicy noodle. Begitu duduk di kursi, jangan kaget jika Anda akan didatangi pelayan yang menyodorkan selembar ‘koran’ yang ternyata berisi daftar menu dan sejarah berdirinya rumah makan.

Alamat: Jalan Sagan Kidul 4, Yogyakarta.

Jam buka: 10:00 – 24:00

8. Mie Telap 12


Pernahkah Anda melihat gambar di bungkus mie instan dan merasa tergoda untuk mencicipinya, namun kecewa karena saat membuatnya sendiri di rumah, mie jauh dari gambaran? Anda tak perlu merasa kecewa jika datang ke Mie Telap 12. Di sini, Anda dapat menikmati mie instan yang disajikan persis seperti yang terlihat di bungkusnya.

Jika Anda memesan mie instan rasa rendang misalnya, maka Anda akan mendapat semangkok mie instan lengkap dengan potongan daging rendang dan topping lainnya yang ditata persis sama seperti di bungkusnya. Untuk minuman, Anda bisa menikmati aneka milkshake dan soda float.

Alamat: Jalan Pandean 10B, Yogyakarta.

9. Kalimilk Yogyakarta


Jika di kota lain, coffee shop sangat menjamur, hal lain terjadi di Yogyakarta. Di kota ini, kafe susu yang justru populer. Di Yogyakarta, terdapat banyak kafe yang menyajikan aneka produk olahan susu, salah satu yang terkenal adalah Kalimilk.

Kalimilk memiliki sebutan unik bagi pelanggannya yaitu Neneners. Di sini, Neneners bisa mecicipi susu beragam rasa mulai dari cookies, durian, coklat dan aneka snack. Porsi yang ditawarkan adalah medium dan gajah. Untuk porsi gajah, pastikan sebelumnya Anda telah mengosongkan perut karena porsi gajah benar-benar berukuran jumbo.

Untuk tempat, Kalimilk didesain semi terbuka dan tak menggunakan AC, melainkan hanya kipas angin. Meskipun demikian, Anda tak perlu khawatir kepanasan, karena angin dari luar bisa masuk dan tentunya akan lebih sehat dibandingkan angin dari AC.

Alamat: Jalan Kaliurang KM 4,9, Yogyakarta

Jam buka: 11:00 – habis.

10. Manggar Manding


Jika gudeg umumnya terbuat dari daging nangka muda, hal berbeda bisa Anda temukan di Manggar Manding. Gudeg di sini terbuat dari manggar atau bunga kelapa yang masih muda. Konon, gudeg manggar ini merupakan menu istimewa di kerajaan dahulu yang biasa disajikan dengan sayur krecek dan tempe bacem. Jadi, jika Anda mencicipi gudeg manggar, berarti Anda telah menikmati sajian istimewa kerajaan.

Konon, manggar memiliki khasiat yang sangat bagus karena bisa memancarkan kecantikan penikmatnya dari dalam. Tak mengherankan jika gudeg manggar menjadi menu favorit para puteri kerajaan dahulu kala.

Alamat: Jalan Parangtritis KM 11,5, Manding, Bantul, Yogyakarta.

Wednesday, November 23, 2016

Dinosaurus di Yogyakarta (Episode 2 )




Tonton petualangan seru tim Jalan-Jalan Men melakukan cave tubing di Goa Pindul dan lainnya di Yogyakarta! Di episode ini, Jebraw kecewa tidak bisa bertemu dengan dinosaurus, maka kali ini dia ingin bertemu dengan Ratu Pantai Selatan. Apakah dia akan menemuinya? Tonton videonya sekarang!  


Tuesday, November 22, 2016

Dinosaurus di Yogyakarta (Episode 1)




Dinosaurus di Yogyakarta (Episode 1)

Jalan Jalan Men adalah video tentang petualangan Jebraw pergi ke tempat-tempat unik di Indonesia. Travel series ini adalah hasil kerjasama Malesbanget.com dengan Valadoo.com
Episode kali ini adalah jalan jalan ke Yogyakarta dengan berbagai tempat-tempat yang unik dan menarik untuk disimak dengan khas Jebraw.
Tujuan Jebraw ke Yogyakarta cuma 1: yaitu menemukan DINOSAURUS! Apakah dia akan menemukannya? Tonton terus episode Yogyakarta ini!